
Analisis inventaris berfungsi sebagai alat strategis, memungkinkan bisnis memenuhi permintaan pelanggan dengan efisien sambil meminimalkan biaya yang terkait dengan inventaris. Dalam panduan kami, kami menyediakan wawasan berharga, rumus praktis, dan metrik penting untuk memfasilitasi evaluasi komprehensif tentang dinamika inventaris perusahaan Anda.
Apa Itu Analisis Inventaris Secara Tepat?
Analisis inventaris adalah alat strategis yang memungkinkan bisnis untuk secara akurat mengukur jumlah optimal stok yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pelanggan, tanpa menimbulkan biaya penyimpanan inventaris yang berlebihan.
Inventaris, yang terdaftar sebagai aset dalam neraca perusahaan, merupakan produk yang akan dijual oleh bisnis kepada pelanggannya dalam waktu yang akan datang. Ini meliputi tidak hanya barang jadi tetapi juga bahan baku yang diperlukan untuk produksi barang-barang ini, dan item dalam proses (misalnya, mesin cuci yang sedang dalam proses perakitan).
Memahami Tujuan Analisis Inventaris
Tujuan utama dari analisis inventaris meliputi pengurangan biaya, mitigasi pencurian, pengelolaan arus kas yang efektif, dan memastikan pasokan produk yang konsisten sesuai dengan permintaan pelanggan.
Berikut adalah tinjauan mendalam tentang beberapa tujuan utama dari analisis inventaris:
Meningkatkan Profitabilitas: Dengan menjaga tingkat inventaris yang ideal, adalah mungkin untuk merangsang penjualan dan meminimalkan biaya, sehingga meningkatkan keuntungan.
Memotong Biaya Penyimpanan dan Terkait: Dengan menghindari penumpukan stok yang berlebihan, Anda dapat secara signifikan mengurangi biaya penyimpanan dan penanganan yang terkait. (Untuk informasi lebih lanjut, lihat Panduan Penting kami tentang Pengendalian Inventaris.)
Mengurangi Pengeluaran Modal: Dengan menghindari kelebihan persediaan, Anda dapat menyimpan lebih banyak uang tunai dan modal untuk investasi alternatif.
Mengoptimalkan Arus Kas: Memastikan ketersediaan yang stabil dari produk-produk yang diinginkan pelanggan dapat berdampak positif pada arus kas.
Mengidentifikasi Peluang untuk Perbaikan: Pemantauan inventaris yang konsisten memungkinkan Anda untuk melihat barang yang sangat diminati atau yang kurang berhasil. Pemahaman ini dapat mengarah pada alokasi rak yang dioptimalkan dan meningkatkan hubungan dengan pemasok.
Menghindari Kehabisan Stok dan Pemesanan Kembali: Tidak dapat mengirimkan produk yang ingin dibeli oleh pelanggan dapat menyebabkan ketidakpuasan pelanggan, yang mungkin membuat mereka menunggu pemesanan kembali atau mencari produk dari pesaing.
Mencegah Penundaan Proyek: Untuk proyek yang melibatkan perakitan produk, analisis inventaris dapat melacak stok yang diperlukan. Dengan menggunakan data ini, Anda dapat memastikan waktu yang cukup untuk pengisian kembali, sehingga menghindari kekurangan bahan dan potensi penundaan proyek.
Mengurangi Inventaris yang Terbuang: Persediaan yang berlebihan dapat menyebabkan kerugian akibat kadaluwarsa, penurunan kualitas, atau penurunan nilai lainnya. Analisis inventaris yang teratur dapat secara preventif mengurangi kerugian-kerugian tersebut.
Klasifikasi Inventaris: Gambaran Umum
Inventaris dalam sebuah bisnis umumnya terbagi menjadi empat kategori utama: bahan baku, barang dalam proses, barang jadi, dan persediaan Pemeliharaan, Perbaikan, dan Operasional (MRO).
Mendekripsi Proses Analisis Inventaris
Perusahaan menggunakan data penjualan dan stok untuk melakukan analisis inventaris. Selain itu, para ahli menggunakan rasio dan metrik khusus, sering disebut sebagai indikator kinerja utama (KPI), untuk mengevaluasi efisiensi praktik pengelolaan inventaris sebuah organisasi.
Menjelajahi Teknik Analisis Inventaris
Terdapat berbagai teknik untuk analisis inventaris, masing-masing lebih cocok untuk industri dan jenis inventaris tertentu. Berikut adalah beberapa metode yang umum digunakan:
Analisis ABC: Metode ini umumnya digunakan dalam industri ritel. Analisis ABC mengkategorikan inventaris berdasarkan pendapatan dan margin keuntungan, dari tertinggi hingga terendah, menjadi tiga kelompok: A, B, dan C.
Analisis VED: Metode ini terutama digunakan dalam manufaktur. Metode ini mengevaluasi item inventaris berdasarkan kebutuhan: Vital (harus selalu tersedia dalam stok yang cukup), Essential (sebaiknya memiliki stok minimal), dan Desirable (tidak kritis untuk menjaga stok yang konsisten).
Analisis HML: Umum digunakan dalam manufaktur, pendekatan ini mengevaluasi inventaris berdasarkan biaya: Tinggi, Sedang, dan Rendah.
LIFO, FIFO, dan FEFO: Metode akuntansi memengaruhi biaya inventaris. Perusahaan dengan metode LIFO (Last In, First Out) menjual inventaris yang diperoleh paling baru terlebih dahulu. Bisnis dengan metode FIFO (First In, First Out) menjual inventaris yang dibeli lebih awal terlebih dahulu. Pada metode FEFO (First Expire, First Out), tanggal kedaluwarsa stok menentukan urutan penjualan. Untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang metode akuntansi biaya ini dan metode akuntansi biaya lainnya, lihat artikel kami yang berjudul “Kunci Penggunaan Metode Akuntansi Biaya Inventaris dalam Bisnis Anda.”
Analisis SDE: Teknik ini sering diterapkan pada komponen manufaktur dan mengevaluasi inventaris berdasarkan kelangkaan barang dan kemudahan perolehannya: Scarce (barang sulit didapatkan), Difficult (kurang langka tetapi mungkin membutuhkan waktu mingguan untuk tiba), dan Easily Available (mudah didapatkan).
Perencanaan Kebutuhan Material (MRP): Digunakan oleh produsen, metode ini memesan inventaris berdasarkan perkiraan penjualan dan data stok perusahaan secara keseluruhan.
Kuantitas Pesanan Ekonomis (EOQ): EOQ memperkirakan tingkat penjualan, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan suatu item untuk menentukan frekuensi dan jumlah pesanan, dengan tujuan menjaga biaya rendah sambil memenuhi semua pesanan pelanggan. Pelajari lebih lanjut tentang EOQ dalam panduan peramalan inventaris kami.
Fast, Slow, dan Non-moving (FSN): Dalam pendekatan ini, inventaris diklasifikasikan menjadi kategori Fast-moving, Slow-moving, dan Non-moving, yang mempengaruhi pembelian stok baru.
Tingkat Par Kustom: Teknik ini menetapkan tingkat inventaris ambang batas di mana perusahaan harus memesan kembali setiap item, yang membutuhkan usaha lebih awal tetapi membantu mencegah kehabisan stok.
Memilih Teknik Analisis Inventaris yang Tepat: Teknik analisis inventaris yang ideal tergantung pada industri dan jenis bisnis Anda. Misalnya, beberapa metode lebih cocok untuk ritel, sementara yang lain lebih cocok untuk manufaktur.
Penting untuk mengevaluasi keefektifan teknik yang dipilih seiring waktu. Apakah bisnis Anda mengalami lebih sedikit kehabisan stok? Apakah biaya penyimpanan berkurang karena adanya perbaikan dalam analisis dan pengelolaan inventaris? Observasi Anda akan membimbing keputusan strategi inventaris di masa depan.
Metrik Penting untuk Analisis Inventaris
Sering disebut sebagai KPI (Key Performance Indicators), metrik-metrik ini memberikan wawasan penting tentang efektivitas pengelolaan inventaris perusahaan Anda. Metrik kunci sering mencakup tingkat perputaran, Available to Promise (ATP), tingkat kehabisan stok, dan tingkat penjualan.
Gross Margin Return on Investment in Inventory (GMROI): Digunakan terutama oleh bisnis ritel, metrik ini mengukur profitabilitas inventaris.
Rumus: GMROI = Margin keuntungan kotor / rata-rata biaya inventaris yang dimiliki (Hasil yang diinginkan seharusnya melebihi 1.0.)
Available to Promise (ATP): Metrik ini memberikan informasi tentang jumlah produk yang tersedia atau diharapkan untuk memenuhi pesanan pelanggan, memungkinkan estimasi tanggal pengiriman yang akurat.
Rumus: ATP = Jumlah produk yang ada + Pasokan (atau pesanan yang direncanakan) – Permintaan (atau pesanan penjualan)
Tingkat Perputaran Inventaris: Metrik ini menghitung seberapa sering perusahaan menjual inventaris rata-ratanya dalam periode tertentu, menunjukkan efektivitas pengelolaan inventaris dan permintaan produk.
Rumus: ITR = Harga Pokok Penjualan (HPP) selama periode yang ditentukan / Rata-rata inventaris selama periode tersebut
Tingkat Kehabisan Stok: Dinyatakan sebagai persentase, KPI ini menunjukkan seberapa sering suatu item yang dipesan oleh pelanggan tidak tersedia. Tujuannya adalah angka di bawah 10%, idealnya mendekati nol, terutama untuk item yang sangat diminati.
Rumus: SR = (Pesanan kehabisan stok / Total pesanan pelanggan) x 100
Tingkat Layanan Pelanggan (Customer Service Level/CSL): Digunakan untuk mengukur kemungkinan menghindari kehabisan stok, dan dengan demikian, kehilangan penjualan dalam periode tertentu. Hasilnya dinyatakan sebagai persentase.
Rumus: CSL = (Produk yang dikirim tepat waktu / Total produk terjual) x 100
Rata-rata Hari Penjualan Inventaris, Days Sale of Inventory (DSI), atau Days on Hand: KPI ini menunjukkan waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk menjual suatu item, menunjukkan seberapa cepat inventaris berubah menjadi pendapatan penjualan. Angka yang lebih rendah menandakan operasi yang lebih efisien.
Rumus: ADS atau DSI = (Nilai rata-rata inventaris dalam setahun / Harga Pokok Penjualan dalam setahun) x 365 ATAU ADS atau DSI = 365 x Rasio perputaran inventaris
Tingkat Penjualan melalui (Sell-Through Rate/STR): Metrik ini, penting dalam industri ritel, membandingkan jumlah suatu item yang terjual selama periode dengan jumlah inventaris yang diterima. Hasilnya dinyatakan sebagai persentase.
Rumus: STR = (Total penjualan selama periode / Inventaris yang diterima selama periode) x 100
Tingkat Pesanan Kembali (Back Order Rate): Dinyatakan sebagai persentase, KPI ini mengukur proporsi pesanan pelanggan untuk item yang saat ini dalam pesanan kembali, menunjukkan keterlambatan pengiriman.
Rumus: Tingkat Pesanan Kembali = (Total pesanan kembali / Total pesanan) x 100
Aspek Kualitatif dalam Analisis Inventaris
Selain KPI numerik, bisnis harus menggabungkan praktik kualitatif yang secara signifikan mempengaruhi pengelolaan inventaris yang efektif. Beberapa praktik ini meliputi:
Pemesanan Just-in-Time (JIT): Strategi pemesanan JIT mempertahankan inventaris hanya dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi permintaan pelanggan, sehingga menghemat biaya penyimpanan secara signifikan. Namun, pendekatan ini membutuhkan perencanaan yang teliti untuk memastikan pengiriman bahan dan produk tepat waktu.
Strategi Pemenuhan Pesanan: Untuk memastikan pemenuhan pesanan yang cepat untuk produk-produk yang sangat diminati, sebuah bisnis mungkin memilih untuk menyimpan jumlah substansial dari item-item tersebut.
Kedaluwarsa Inventaris: Untuk industri seperti fashion dan kosmetik, produk memiliki umur relevansi yang relatif singkat. Bisnis semacam ini harus mengontrol inventaris mereka untuk menghindari kedaluwarsa stok, yang dapat mengakibatkan barang-barang yang tidak dapat dijual.
Ketersediaan Kas: Bagi perusahaan dengan cadangan kas terbatas atau akses terbatas ke pendanaan, ketersediaan kas yang tersedia mungkin membatasi investasi inventaris mereka.
Memanfaatkan Sistem Manajemen Inventaris untuk Analisis Inventaris
Sistem manajemen inventaris menawarkan solusi yang kuat untuk menjaga tingkat stok optimal, memastikan kepuasan pelanggan sambil meminimalkan biaya inventaris. Mereka dapat melacak produk dari titik pengadaan hingga mencapai pelanggan akhir, memberikan data yang berharga sepanjang perjalanan tersebut.
Memilih Perangkat Lunak yang Tepat untuk Analisis Inventaris
Informasi yang diperoleh dari analisis inventaris secara langsung mempengaruhi keputusan bisnis yang penting, memengaruhi segala hal mulai dari pengelolaan stok hingga profitabilitas. Oleh karena itu, sangat penting memiliki alat otomatis yang memberikan wawasan secara real-time.
Fitur-fitur yang disediakan oleh NetSuite memberikan dukungan yang kuat untuk manajemen inventaris. Sistem kami memungkinkan Anda melacak inventaris di berbagai lokasi, menentukan titik pemesanan ulang, dan memastikan bahwa stok yang tepat berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat. Memanfaatkan alat ini memungkinkan pengambilan keputusan yang berdasarkan informasi dan pengoptimalan operasi bisnis.
Analisis Inventaris: Pertanyaan yang Sering Diajukan
Di bagian ini, kami akan membahas pertanyaan-pertanyaan tambahan mengenai analisis inventaris, di luar metodologi dan KPI.
Siapakah Analis Inventaris?
Sering disebut sebagai manajer pembelian, analis inventaris bertanggung jawab untuk mengevaluasi dan mengelola inventaris perusahaan. Mereka memiliki keterampilan dalam memahami pola penjualan perusahaan, biaya, dan tren industri. Peran utama mereka adalah memfasilitasi pengelolaan inventaris dengan cara yang menjaga sumber daya keuangan.
Apa yang Dimaksud dengan Pemotongan Inventaris?
Pemotongan inventaris menunjukkan bagian dari stok yang dianggap oleh bisnis telah kehilangan nilainya. Hal ini bisa disebabkan oleh kerusakan, rusak, atau kedaluwarsa. Pemotongan ini adalah angka akuntansi yang mewakili kerugian tersebut.
Apa yang Termasuk dalam Biaya Penyimpanan?
Biaya penyimpanan merujuk pada biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan inventaris. Biaya ini mencakup biaya penyimpanan, asuransi, biaya peralatan, dan biaya tenaga kerja yang terkait dengan pengelolaan inventaris.
Bagaimana Definisi Rata-rata Inventaris?
Rata-rata inventaris mewakili jumlah stok yang dijaga oleh perusahaan selama periode tertentu. Untuk menghitung rata-rata inventaris, jumlahkan jumlah inventaris pada awal dan akhir periode, kemudian bagi dua.
Bagaimana Cara Memaparkan Analisis Inventaris?
Sebuah analisis inventaris harus mencakup data tentang kuantitas stok dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis tersebut juga harus memaparkan metrik kunci yang menggambarkan efektivitas pengelolaan inventaris perusahaan Anda.

